NIM : 224415126
Sejarah logistik di Indonesia
Asal kata logistik
Kata
logistik berasal dari bahasa Yunani yaitu logos (λόγος) yang
berarti “rasio”
Kata logistik
sendiri memiliki asal kata dari Bahasa Perancis loger yaitu untuk menginapkan
atau menyediakan yang nantinya digunakan untuk
mendeskripsikan manajemen arus barang di sebuah organisasi, dari barang mentah
menjadi barang jadi.
Logistik militer
Logistik adalah konsep yang dianggap berevolusi dari
kebutuhan pihak militer untuk memenuhi persediaan mereka ketika mereka beranjak
ke medan perang dari markas
Sejarah logistik berakar dalam aplikasi militer. Sejak
Perang Dunia II telah berkembang menjadi fungsi penting dari bisnis
Sejarahkonsep logistik
Konsep logistik sebagai disiplin
bisnis mulai muncul dalam literatur yang terkait dengan bisnis pada 1960-an
ketika itu disebut distribusi fisik
Tujuan logistik
tujuan
dari logistik adalah
mengirim barang jadi danbahan material
ke lokasi yang memerlukan dengan total biaya yang rendah
Melalui proses logistik yang bahannya mengalir ke
manufaktur besar di negara industri dan produk di distribusikan melalui saluran
distribusi untuk dikonsumsi.
Kinerja
logistik
Kinerja
logistik menyediakan kegunaan waktu dan tempat (time and place utility). Dalam
ketersediaan tepat waktu, akan ditambah ke bahan atau produk sebagai hasil dari
proses logistik.
Tujuan dari kinerja logistik
Tujuan dari kinerja
logistik adalah untuk mencapai tingkat yang telah ditetapkan pasar manufaktur
pada pengeluaran total biaya rendah.
Menuju Logistik yang Terintegrasi
Sebelum
tahun 1950, ciri khas perusahaan diperlakukan proses manajemen logistik secara
terpisah-pisah. Para penulis mengakui begitu pentingnya logistik untuk
pemasaran dan manufaktur, ada konsep manajerial formal atau menguasai
terintegrasi
1956 – 1965 Dekade Kristalisasi
Periode ini adalah
dimana konsep logistik terpadu mengkristal setelah bertahun-tahun mengalami ketidak jelasan.
Empat
perkembangan utama yang didapatkan dari pengkristalan ini adalah:
1. pengembangan total analisis biaya
2. pengembangan sistem pendekatan
3. meningkatkan kepedulian terhadap layanan pelanggan
4. memperhatikan saluran distribusi yang telah direvisi
2. pengembangan sistem pendekatan
3. meningkatkan kepedulian terhadap layanan pelanggan
4. memperhatikan saluran distribusi yang telah direvisi
1965 – 1970 Periode Pengujian untuk
Relevansi
Periode dari 1965 hingga 1970 adalah
waktu di mana konsep-konsep dasar logistik yang akan diuji. Hasilnya adalah
bahwa manfaat yang dibuat menjadi kenyataan dan konsep-konsep logistik lulus
ujian waktu.Banyak perusahaan mulai menerapkan logistik yang terintegrasi.
1970 – 1978 Periode Perubahan Prioritas
Logistik
menghadapi kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas energi karena terlibat
dalam kegiatan transportasi dan penyimpanan
Melewati 1978 Menuju Logistik yang
Terintegritas
Pada masa ini logistik telah menuju tahapan yang
berintegrasi dan banyak perusahaan menerapkan sistem logistik ini
Perkembangan dunia teknologi mengubah cara orang beraktivitas
Hal tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung
akan memengaruhi kondisi industri. Salah satunya, yang dialami industri
logistik di Indonesia.
industri e-commerce
Menurut Zaldi Masita Ketua Umum
Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) “Jika dulu para pemain
itu menganut layanan yang box centric kini mereka human centric. Dulu, shipper
yang menjadi driver dari layanan. Kini, buyer yang memegang peranan tersebut.”
Dulu,
perusahaan ini sering berhubungan dengan sektor B2B yang pembayarannya sering
tertunda. Berbeda dengan saat ini, e-commerce yang menjadi pangsa pasar
terbesar menganut sistem pembayaran langsung yang banyak dibebankan kepada
pelanggannya.
Perbedaan
pelaku e-commerce
Pelaku
e-commerce di Indonesia ini cukup berbeda dibandingkan di Tiongkok. Jika di
Tiongkok 80% seller adalah pemilik industri rumahan. Sementara, di Indonesia
80% pelaku e-commerce adalah trader
saat ini para pelaku e-commerce
tidak diikat oleh peraturan logistiknya. Banyak pemain yang pada akhirnya
mengelola logistiknya secara internal.
soal ekspor, kondisi
saat ini menyatakan bahwa biaya logistik impor satu kontainer dari Hongkong ke
Jakarta lebih murah dibandingkan dengan biaya ekspor.
total
pendapatan logistik nasional mencapai Rp 120 triliun atau tumbuh sekitar 5-6%
dibanding tahun lalu pada periode yang sama.
PERMASALAHAN
LOGISTIK NASIONAL
Secara umum sistem
logistik di Indonesia saat ini belum memiliki kesatuan visi yang mampu
mendukung peningkatan daya saing pelaku bisnis dan peningkatan kesejahteraan rakyat dan koordinasi yang ada
belum memadai.
KINERJA LOGISTIK NASIONAL SECARA UMUM
Walaupun Indonesia telah melakukan berbagai upaya
pembenahan di bidang logistik domestik, akan tetapi dengan persaingan global
yang semakin ketat kinerja logistik nasional masih belum menggembirakan, karena
logistics peformance index selama kurun waktu 3 tahun menurun